Jumat, 24 Januari 2014

24 Januari, Happy 24!



 

24 Januari 2014 dengan usia 24 tahun...

Happy 24!

Selamat datang usia yang baru dan selamat datang berkurangnya jatah hidupku.. Kuucapkan syukur padaMu Ya Rabb masih diberi kesempatan untuk menyelami kehidupan di dunia untuk menggapai kehidupan di akhirat kelak. Hingga detik ini masih diberi nikmat sehat. Betapa ku malu padaMu Ya Rabb begitu banyak nikmat yang telah Engkau berikan namun ada saja sikap dan perilaku yang bertentangan dengan syariatMu. Ya Allah.. berikanlah hambaMu petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk. Hamba takut apabila jauh dariMu. Hanya kepadaMu lah hamba bergantung. Engkau yang senantiasa setia mendengar segala keluh kesahku. Engkaulah sumber kekuatan dalam diriku. Jagalah hati hamba agar senatiasa menjadikan Engkau Cinta yang utama.

Begitu banyak pelajaran hidup yang telah Engkau hadirkan dalam sejarah hidup ini. Aku takut untuk mengeluhkan segala cobaan. Aku tahu itu tanda Engkau mencintai hambaNya. Tanda Engkau sedang rindu dengan rangkai doa yang terpanjatkan. Berikanlah kesabaran Ya Rabb.. Berikanlah kekuatan untuk berfikir positif.

Hampir seperempat abad bapak dan ibu telah merawat dan mendidikku. Terimakasih pak, bu.. Maafkan putrimu yang belum bisa membuat bangga. Maafkan putrimu yang kadang membuat kesal dengan pola pikirku. Maaf kalau masih kekanak-kanakan. Maaf.... itu sebuah kata yang belum sempat terucap.. Tahun 2013 begitu banyak peristiwa yang terjadi. Alhamdulillah aku berhasil membawa bapak ibu ke acara wisuda untuk pertama kali dalam keluarga kecil ini. Tapi maaf pak bu dengan segala persiapan untuk magister dan CPNS itu, yang ujungnya kini ku biarkan saja syarat-syarat yang telah kejar. Semoga pilihanku dapat bapak ibu ridhoi.. Ketika ku lihat setumpuk syarat itu terbayang wajah bapak ibu.. maaf...

Ya Allah... di sisa umurku ini, semoga hamba bisa menghabiskan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat agar sisa hidupku tak merugi.

Selasa, 21 Januari 2014

Dekapan Kematian

Bulan ini buku terbaru yang saya beli salah satunya adalah bukunya mbak Oki Setiana Dewi.. Dekapan Kematian.. Rada ngeri ya judulnya? Ketika saya bercerita dengan orang rumah kalau beli buku ini di toko buku online dapat komen yang kurang setuju. Bahasa singkatnya aneh-aneh aja saya beli buku kayak gitu. Setahunan ini memang saya terlihat sangat berbeda, dan sering juga mendapat komentar-komentar atas perubahan dalam diri saya.Tapi biarlah menjadi angin lalu. Karena saya yakin dengan pilihan saya. Idealisnya kumat euy.. ^^V

Semenjak mbah putri meninggal kemudian belum genap setahun disusul simbah kakung dan beberapa bulan kemudian pakdhe meninggal, yak selama tidak lebih dari 1,5 tahun saya kehilangan keluarga membuatku banyak merenung. Dan lagi selama berbulan-bulan saya menemani simbah putri dan simbah kakung disisa umurnya, tentu saja ada pengalaman spiritual yang membekas. Saya bersyukur diberi kesempatan berbakti kepada simbah. 

Kenapa sih demen banget akhir-akhir ini ngomongin kematian? Bagi saya hal ini bukanlah hal yang tabu untuk diperbincangkan. Eh... malah jadi acara tv. :p Toh itu kan hal yang pasti. Dan memperbincangkan hal tersebut membuat saya takut tapi juga membuat saya tenang. Takut karena apakah amal ibadah saya cukup untuk tinggal di surga, dan tenang karena ketika saya mengingat kematian saya akan berusaha untuk istiqomah mencintai Dia Sang Maha Kuasa. Terserah deh apa kata orang, umur semakin hari semakin bertambah, jatah hidup berkurang, yang kucari kini ketenangan jiwa untuk mengharap ridho dariNya.

Melalui buku dekapan kematian ini saya dapat menambah kekuatan untuk mempersiapkan diri dan juga kekuatan ketika datangnya perpisahan. Judul kisah yang membuat saya termewek-mewek adalah "sambut kami kelak". Pada bagian itu diceritakan ada seorang wanita yang menderita sakit "gaint cell tumor", namanya Nila. Dokter mengatakan kemungkinan Nila kakinya akan diamputasi, namun disaat-saat genting tersebut, Nila mengatakan kepada ibunya bahwa uang dari orang-orang yang menjenguknya lebih baik dialihkan saja untuk anak yatim. Ia ingin mengajak anak-anak makan di restoran dan melihat mereka bahagia. MasyaAllah.. begitu menyayat hati membaca bagian ini. Semoga kisah dalam buku ini dapat membuat amal jariyah untuk almh. Nila.

Ya Allah jika waktuku telah habis,

Matikanlah aku dalam keadaan yang sebaik-baiknya..

Semoga khusnul khotimah..

Pertemukanlah saya, keluarga, saudara, teman, dan kaum muslimin muslimat di surgaMu..

Jauhkanlah kami dari siksa kubur..      

Ampunilah dosaku dan terimalah amal ibadahku Ya Rabb...



*menulis dengan ditemani muhasabah cinta, subhanallah syahdunya.. ^_^

... Jika ku harus mati pertemukanku denganMu... :)



Minggu, 12 Januari 2014

Aku jatuh cinta padamu hujan..

Ketika hujan turun membasahi tempat kita berpijak, tidak asing lagi ada seseorang ataupun beberapa orang yang mengeluhkan dan jengkel dengan turunnya hujan. Tak terkecuali saya sendiri.

Aduh, hujan.. padahal mau pergi..
Aduh, cucian beberapa hari belum kering..
Aduh, banjir..

dan aduh aduh yang lainnya..

Masya Allah begitu tidak bersyukurnya kita.. Hujan pun tidak selamanya buruk.. Di belahan bumi yang lain mungkin sangatlah ditunggu-tunggu kehadirannya. Malu rasanya pada Allah. Banyak diberi anugerah tapi kitanya tidak pandai mensyukurinya. Kemudian terngiang-ngiang kalimat "Maka nikmat Tuhan mana yang kau dustakan?". Sebuah kalimat peringatkan.. Allah selalu menghadiahkan kepada kita kesulitan yang akan selalu dibarengi dengan kemudahan. Sebuah hadist mengatakan bahwa “Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078).

Betapa Maha PemurahNya Allah. Allah menyediakan waktu mustajab untuk berdoa ketika hujan turun. Daripada berlarut-larut mengeluhkan hujan mending digunakan untuk berdoa. Banyak-banyak deh minta sama Allah. Mumpung gratis. Kurang apa coba? Nggak kaya mau ke dokter kudu bayar, kita minta doa cukup tengadahkan tangan dan dengan kerendahan hati memohon dikabulkannya segala keinginan. Yak, saya jatuh cinta ketika hujan turun.. cintaaaa....

Kenapa ya kok waktu hujan menjadi waktu yang mustajab?
Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak dikarenakan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340).

Jadi, mau pilih berdoa atau mengeluh? :)





اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Selasa, 07 Januari 2014

Bromo I’m Coming #1


Syalalalaa.... Alhamdulillah resolusi tahun 2013 pengen liburan ke Jawa Timur kesampaian juga walaupun baru kesampaian di awal tahun 2014.. Tapi ada yang kurang sih sebenernya pengennya liburan backpacker sama ......... *senyam senyum buka dream book.. sudahlah... :p nggak usah dibahas.. cukup saya dan Dia yang Tau.. xixi.. main rahasian ni.. ^^V


Oke, kembali deh.. Jadi, tanggal 3 Januari saya dan keluarga saya membuat planning liburan ke Malang dan Bromo. Rencana awal kami mau berangkat ba’da maghrib namun karena si ibu masih sibuk dengan urusan kantor, berangkatnya pun dipending tanggal 4 nunggu urusan kantor si ibu kelar. Kami berangkat dari rumah sekitar jam 1 siang menuju tujuan pertama yaitu ke gunung Bromo. Dipikir-pikir kalau berangkat siang kemungkinan sampai sana tengah malem, otomatis bisa ngejar sunrise Bromo yang subhanallah bagai surga dunia....

Perjalanan tentu saja menemui macet. Secara weekend dan kemarin hujan turun cukup deras. Saat sampai daerah Madiun antrian panjang tak terelakkan lagi karena jalan banjir, walaupun malam hari namun masih bisa terlihat sawah pada tertutup air. Antrian panjang ketika hujan gini pikiran selalu terbayang tahun kemarin waktu di Rancaekek (Jawa Barat) banjir tinggi dan macet selama 2 jam. Beruntung mobil nggak mogok,  melihat sekeliling banyak yang mogok. :(

Sekitar hampir jam 12 malam di pinggir jalan ada tulisan Bromo 81 km.. yey... senengnyaa... Bromo I’m coming.. Eh tapi perjalanan 23 km sebelum Bromo yang ngelewati jalan semacam jalan desa gitu, mendadak saya syok.. Tiba-tiba dari kejauhan ada 2 orang remaja laki-laki berdiri di tengah jalan menghentikan perjalanan kami. Sumpah mendadak deg-degan. Aduh ada preman ni, pikirku pertama kali.. Dibukalah kaca mobil.. Salah satu remaja tanpa ekspresi mengeluarkan suaranya “nduwe rokok ora?”, dan yang nyupirin kami pun menjawab “nggak ono”. Kemudian kaca mobil ditutup. Naah.. deg-degan lagi. Untung nggak diapa-apain.. Soalnya kemarin tu selain ada 2 remaja itu, di sebelah kiri ada beberapa anak yang nggerombol.. Yang gak habis ku pikir tengah malem gitu anak seumuran SMP masih pada nongkrong, ada yang sambil ngerokok pula. MasyaAllah.. apa kagak dicari orangtuanya ya?  -_-

Ternyata perjalanan masih panjang. Jalan desa yang naik turun, gelap ditambah sepi menemani kami menuju tujuan. Tik tok tok tok.. Akhirnya kira-kira jam 2 pagi kami sampai di parkiran gunung Bromo. Mobil hanya diperbolehkan sampai parkiran sedangkan motor bisa sampai gunung Bromo-nya. Untuk menuju Bromo kami menyewa sebuah jip.. Kalau mau ke penanjakan dan kawah gunung Bromo tarif sewanya 450ribu, nah kalau 4 trip di penanjakan, kawah gunung bromo, pasir berbisik dan gurun savana tarifnya 600ribu. Ah kalau cuma 2 trip sayang udah jauh-jauh soalnya. Lagi pula kalau dilihat hematnya memang mending 4 trip sekalian. Hehe.. Pemberangkatan pertama mulai jam 3 pagi. Berhubung masih ada waktu beberapa menit, kami istirahat sebentar.

Pada waktu kami istirahat banyak didatangi para penjual syal, sarung tangan, kupluk, dan kaos kaki. Emang dingin bener euy udaranya.. Karena saya nggak bawa sarung tangan, saya pun beli. Harga syal, sarung tangan dan kupluk ditempat saya beli semuanya 15ribu. Sama sih harganya, kemarin adik saya beli di Jogja harganya juga segitu.

Jam 3 pagi kami berangkat naik Jip yang disopiri oleh Pak Subur.. Saya pun bertanya masih jauh nggak sih? Lah ternyata masih 1 jam lagi. Weeww... ku kira udah deket. Sebelum memasuki kawasan Taman nasional gunung Bromo kami diminta untuk membayar tiket masuk. Ternyata 600ribu itu belum termasuk tiket masuk. -_- Per orang 12ribu, kami berangkat berlima, tapi dibolehin cuma beli 4 tiket. Hehe... Nah kalau motor lain harganya, 1 motor dikenai biaya 25ribu.

Setelah menempuh perjalanan yang naik turun gunung, Jip pun di parkir di pinggir jalan. Kami harus berjalan kaki menuju penanjakan.  Kalau merasa capek di sekeliling parkiran udah banyak para mas-mas yang menawari ojek. Ongkosnya 10ribu. Ada juga yang menyewakan jaket tebal dengan harga yang sama yaitu 10ribu. Awalnya saya pengen menyewa karena memang super duper dingin, badan bisa menggigil sendiri. Sudah memakai double kaos kaki, pake sarung tangan dan jaket ternyata masih dingin. Tapi itu kan bekas orang, hehe... Ditahan aja deh dinginnya.

Terakhir makan nasi itu ba’da maghrib. Duh laper banget, akhirnya kami berhenti dulu di sebuah warung untuk menghangatkan diri, nyantai sambil minum kopi dan gorengan. Setelah dirasa cukup buat ganjel perut, kami melanjutkan perjalanan menuju penanjakan. Jam sudah menunjukkan jam 4 lewat, itu tandanya sudah masuk waktu sholat subuh. Di atas nemu sebuah mushola tapi sayangnya tempatnya rada kotor. Ya sudah dicoba nyari di atas lagi. Ternyata di atas sudah ada yang sholat subuh di sebuah rest area. Sebelum sholat tentu saja wudhu terlebih dahulu. Di luar disediakan untuk tempat wudhu. Tempatnya terbuka, mana mungkin saya wudhu di tempat itu.. :( Akhirnya saya antri kamar mandi. Ooww owww.. Maknyuss dah airnya. Lebih dingin dari air es di kulkas saya. Duingiiinn pol. Baru cuci tangan aja tangan udah efek kayak warna putih hasil kedinginan. Saya pun nggak berani wudhu, bingung mau gimana lagi terpaksa tayamum. Darurat... Beberapa orang mengatakan “darurat.. darurat”, hehe.. Ya Allah semoga Engkau terima sholatku..

Jam hampir menunjukkan pukul 5, saya dengar dari sopir jip katanya sunrise biasanya jam 5 pagi. Setelah ditunggu-tunggu hampir jam 5.30 kabut masih tebal. Sunrisenya ngumpet... :( Daripada buang-buang waktu, kami pun turun untuk menuju next destination..

Ini foto muka ngantuk, muka kedinginan, muka kelaperan nunggu sunrise... hehe..

 nyari jip sewaan... :p

*bersambung*

Rabu, 01 Januari 2014

Kematian itu pasti: Selamat Jalan Kang Aden

Muhasabah Cinta

Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Reff. :
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berdzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya Ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu

Terdengar kembali kabar duka. Kali ini salah satu personel nasyid Edcoustic. Senin malam kemarin ketika saya sedang rapat, tak sengaja buka twitter dan rame kabar salah satu personel Edcoustic ada yang meninggal. Kagett... kan masih muda... Inalillahi... Allah kembali menunjukkan kuasaNya bahwa kematian tak mengenal usia, derajat, dan waktu. Kalau Allah sudah berkehendak maka terjadilah.. Kun Fayakun.. Ada akun yang saya follow memposting foto amarhum ketika di rumah sakit. Terlihat tenang sekali. Subhanallah semoga kang Aden khusnul khotimah.. Lagu muhasabah cinta dan karya-karya yang lain semoga menjadi amal jariyahnya.

Awal mula saya tau tentang lagu muhasabah cinta ketika masa-masa mau masuk kuliah. Saya lupa denger di acara apa. Emmm... kemungkinan di pameran kali ya.. Baru denger sekali tapi udah jatuh cinta sama tu lagu. Tapi saya kebingungan siapakah penyanyinya? apakah judul lagunya? Selang waktu, ternyata lagu itu kembali didendangkan ketika saya ospek. Kakak tingkat menyanyikan lagu muhasabah cinta. Huaaa... judulnya apa? Sempet tanya sama temen ospek, tapi enggak tau judulnya. Saking pengen tau judul lagunya saya searching lah di google dan download lagunya. Asiikkk... udah punya lagunya.. Demen ngedengerinnya. Membuat tenang, ingat Sang Pencipta.

Tak berhenti dilagu muhasabah cinta, saya kemudian download lagu-lagu yang lain. Ada Di Persimpangan aku berdiri, Nantikan ku di batas waktu, Masa Muda, Menjadi diriku, Aku ingin mencintaiMu, dan Sepotong episode. Lagu-lagu itu favorit saya.. MasyaAllah karya yang luar biasa.

Namun, lagu muhasabah cinta memang menjadi yang ter- dari sekian banyak lagu. Kalimat yang paling sesuatu adalah "Jika ku harus mati.. Pertemukan aku denganMu". Sebenernya apa tujuan kita hidup? Beribadah dan kembali lagi padaNya bukan? Emmm... kalau dipikir-pikir lagu ini kok semacam menggambarkan curahan almarhum kang aden di detik-detik kepulangnya menghadap Allah ya.. wallahu'alam...

Sudahkah saya siap bertemu dengan Allah? Setiap saya mendengar berita duka, saya sering bertanya pada diri. Sudah siapkah? Siap tidak siap saya harus siap.

Selamat jalan Kang Aden... semoga khusnul khotimah dan di tempatkan di tempat terbaik di sisi Allah... aamiin...