Selasa, 31 Desember 2013

I wanna be a Great Muslimah

Beberapa minggu ini saya memfollow akun twitternya teh @pewski, udah agak lama sih sebenernya gak asing dengan nama akun @pewski, tapi mungkin karena saya terlalu tenggelam dengan akun dakwah yang lain jadinya akunnya teh @pewski kelelep. hehe.. Gara-gara ada writing competition dengan tema #jalanhijrahku akhirnya saya memfollow teh @pewski. Semangat banget pengen berpartisipasi dalam lomba tersebut, pengen berbagi cerita mumpung punya jatah libur jadinya ada waktu untuk nulis. Ehh tapi ujung-ujungnya ternyata saya nya kurang bisa meluangkan waktu buat nulis minimal 3 halaman itu. Ya udah deh diinspirasi dulu.. hehe..
Nah, siang ini setelah saya keliling-keliling menyelesaikan target hari ini, saya memutuskan ingin menulis blog, sebenernya mau nulis tentang berita meninggalnya salah satu personel edcoustic, sungguh membuatku kaget, tapi ceritanya dipending besok yaa... Kali ini saya ingin berbagi isi videonya teh Febrianti Almeera. Tadi saya searching di youtube tentang teh Febrianti dan nemulah sebuah video dengan judul "Makna Hijrah" dan "Great Muslimah". Dua judul ini yang membuat mata saya langsung *Cliinggg... hehe.. Yang pertama saya lihat adalah yang "Makna Hijrah". Tapi saya sekarang ingin berbagi yang Great Muslimah dulu saja ya ya ya... hehe..

Great muslimah itu pola hidupnya sama, mereka fokus pada 3 hal yaitu...

Focus to Allah
Muslimah hebat yang focus to Allah jarang sekali resah, gelisah atau bahasa gaulnya jarang galau, karena sebesar apapun masalah yang datang padanya dia selalu positif, yakin Allah nggak akan mengdholimi hambaNya. Mereka selalu melangkah dengan energi yang positif.

Focus to me
Emm... Kalau fokus pada diri sendiri, berarti egois dong? Bukan.. muslimah yang focus to me adalah muslimah yang kenal siapa dirinya, dia tau bahwa dirinya diciptakan tidak sia-sia, dia seorang khalifah yang diciptakan untuk menjadi pemimpin untuk menjdi muslimah yang hebat. Dia tidak membuang waktunya dengan bermalas-malasan, tidak berkarya. Karena dia kenal dirinya adalah sebaik-baiknya yang Allah ciptakan.

Focus to the other
Setelah percaya dengan Allah SWT, tau tentang dirinya, dia membagi apa yang dimiliki kepada orang lain, baik ilmu, rezeki, dll. 

Dari ketiga fokus tersebut, Teh Febrianti membuat perspektif, Focus to Allah = syar'i, Focus to me = berprestasi, dan Focus to the other = menginspirasi.. Jadi untuk menjadi seorang muslimah yang hebat harus syar'i, berprestasi, dan menginspirasi..

Sudah pada tahap yang manakah kamu? *tanya pada diri sendiri*

Yuhuuu... bismillah.. I wanna be Great Muslimah... yeyy... \[^_^]/.... belajar dan berbagi.... :) Terimakasih teh sudah menginspirasi...

sumber:
http://www.youtube.com/watch?v=ieSNOshG3rs

kalau mau denger lagu Great Muslimah dari teh @pewski bisa klik di bawah ini...
Great Muslimah


Minggu, 29 Desember 2013

Full Time Mom

Awal bulan Desember ini saya menemukan sebuah postingan menarik di fanspage Facebook, kemudian langsung saya capture, tapi saya lupa link fanspage nya.. Begini isinya..

Kisah ini bukan untuk dijadikan kontroversi yaa... just share aja..

Ibu Ainun Habibie: “Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu.

Namun, saya pikir: Buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu.

Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orangtua kehilangan anak, dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja?

Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Bertahun-tahun kami bertiga hidup begitu.  Jangan biarkan anak-anakmu hanya bersama pengasuh mereka.

Bagaimana bila dibantu pengasuhan dengan kakek neneknya?

Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.

Mudah-mudahan ini bisa jadi penyemangat dan jawaban untuk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga dan anak-anaknya. Karena ingin rumah tangganya tetap terjaga dan anak-anak bisa tumbuh dengan penuh perhatian, tidak hanya dalam hal akademik, tapi juga untuk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua.

Belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada di belakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah. Berbanggalah engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yang paling mulia. Bagi dunia kamu bukan siapa-siapa, tapi bagi anak-anakmu kamu adalah dunianya.

Spechless saya baca postingan ini, rasanya terenyuh mau nangis, tapi susah keluar air mata. Postingan ini menguatkan pilihan hidup yang akan saya ambil kelak. Full time mom begitu lah impianku. Akan tetapi impian tak semulus yang diharapkan, awalnya tentu saja mendapat tentangan. “Lah apa gunanya kuliah S1 kalau ujungnya jadi ibu rumah tangga?” Dengan bersemangat sejak beberapa bulan yang lalu hingga kini ku jelaskan apa alasan yang mendasari pilihan hidupku ini. Jujur, kalau ngomongin tentang full time mom ada setengah seneng dan setengah gimana gitu. Tapi rasanya plong kalau sudah menjelaskan apa alasannya. Bersyukur si Bapak mendukung apa yang menjadi pilihanku. Emm.. toh sebenernya saya lulus S1 pun tak sia-sia kok, dari jurusan saya, saya mendapat banyaaak pegangan yang nanti sangat berguna dalam dunia parenting.
 
Saya tau orangtua tentunya menginginkan anaknya mendapat pendidikan yang tinggi, mendapat pekerjaan yang mapan and bla bla bla.. Jadi singkatnya semacam kesuksesan mendidik anak. Tapi saya nggak bisa ambil diam dengan segala permasalahan anak di era sekarang. Sekarang aja seperti ini, bagaimana di masa yang akan datang? Saya hanya ingin memiliki anak yang tidak hanya akademiknya yang bagus, tapi moral dan spiritualnya juga. Seperti yang pernah saya posting dulu “Surat Cinta untuk Anakku Kelak" saya ingin orangtuanya lah yang pertama menjadi tempat bercerita, tempat bertanya selain kepada Allah. Itu kesuksesan bagi saya. Saya terlalu sedih melihat dan mendengar cerita anak-anak yang kurang dekat dengan keluarga.

Tentunya ada seorang ibu yang bekerja namun tetap bisa mendidik dengan sukses baik akademik maupun moral spriritual, oowww.... saya inginya totalitas aja... Full time ... Urusan nanti ada sampingan bisnis itu nanti, yang utama full time mom..

Pada saat saya menulis naskah ini, saya sembari menengok beranda Facebook saya, eh ada Pak Darwis Tere Liye yang posting “Buat apa sekolah?” linknya ini... https://www.facebook.com/darwistereliye/posts/657846574265914

Inti dari postingan itu berhubungan tentang ibu rumah tangga. Ada pertanyaan buat apa sih sekolah tinggi-tinggi? Buat gelar? Buat nyari pekerjaan keren? Buat jadi pegawai? dll...Tujuan sekolah tinggi-tinggi pun setidaknya bukan untuk gelar semata namun faktor agar bermanfaat. Kalau pun ada yang S1/S2/S3 kemudian memutuskan menjadi ibu rumah tangga, toh ilmunya bisa tetap bermanfaat. Bisa untuk keluarga ataupun berbagi dengan teman, berbagi dengan tetangga. Fleksibel aja euy....

Emmm.. tapi kembali lagi sih ke pribadinya masing-masing, semua orang punya alasan tersendiri. Beginilah prinsip saya yang akan tetap saya perjuangkan. Be a Full Time Mom... :)

 

Sabtu, 28 Desember 2013

Ya Allah, inilah proposal hidupku..


Resolusi Tahun 2014

Tidak terasa beberapa hari  lagi udah mau ganti tahun. Beginilah kalimat yang akan sering diucapkan di penghujung tahun seperti ini. Tapi memang benar, sungguh tidak terasa satu tahun sudah berlalu dengan segala pelajaran hidup. Bagi saya 2013 adalah masa-masa yang luar biasa untuk perjalanan hidup. Bukan berati tahun sebelumnya biasa-biasa saja ya. Tahun 2013 saya menemukan suatu kedamaian dalam hidup. Lebih singkatnya Tahun Hijrah. Tahun action atas keinginan yang terpendam. Aiih... apaan sih? Hehehe...

Tentu sudah tidak asing bagi teman-teman yang mengenal saya dengan ustadz yang sering saya sebut.. hayoo siapakah gerangan beliau itu? Hehehe... Kira-kira  sejak tahun 2012 saya mengenal sosok beliau dari sebuah media sosial twitter. Media sosial membawa berkah.. :) Awalnya kadang rada memandang sebelah mata. Apaan sih ini dakwahnya kok wow banget. Tapi lambat laun saya penasaran dengan isi twitnya. Akhirnya saya memfollow dan like fans pagesnya.. Dan setiap hari begitu banyak ilmu yang dibagikan hingga membuat saya tersadar dan memutuskan untuk hijrah.

Tujuan hidup mulai lebih berat ke akhirat, subhanallah... doa yang saya panjatkan di tanah suci setahun silam oleh Allah dikabulkan. Saya ingin senantiasa dekat denganNya. Dan Allah mempertemukan saya dengan komunitas-komunitas dakwah. Meskipun hanya melalui dunia maya namun banyak membawa perubahan dalam pribadi saya. Jazakumullah khatsir untuk semua pendakwah..

Bismillah... di penghujung tahun ini saya ingin berbagi Proposal Resolusi tahun 2014, berharap ada yang mengamini.. hehe... Diamini yaa.. hehe.. *maksa

Target #1
Sholat lebih tepat waktu
Rasulullah SAW bersabda :
"Tidaklah seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu dengan sempurna dan shalat dengan khusyu, sambil memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus dosa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa."
(HR. Muslim)

Target #2
Istiqomah One Day One Juz
Allah telah memberikan sebuah surat cinta berupa Al-Quran, baca buku aja sempet masak baca Al-Quran ndak sempet. Jedeeerrr... makjleb deh kalimatnya..

Target #3
Istiqomah One Day One Ayat
Punya impian memiliki anak yang hafiz Quran, so saya harus minimal semangat juga untuk menghafal. Ayooo... males pergilah... :p

Target #4
Lebih rajin bersedekah
Sudah tidak usah diragukan lagi manfaat dari sedekah, Ajaib... bikin ketagihan.. “Semoga Allah senantiasa memberi kemudahan rezeki sehingga mempermudah untuk beribadah.” Begitulah yang diajarkan pembimbing umroh dulu.. Ustadz Yusuf Mansur pun sering bercerita tentang keajaiban sedekah. Kurang baik apa lagi Allah? Fabiayyi 'ala irobbikuma tukadziban..

Target #5
Rajin Sholat Sunnah (Dhuha, Tahajud, Rawatib)
Mau nabung pahala buat akhirat kelak.. :)

Target #6
Menambah ilmu parenting dan rajin share di www.fevizanfiana.com
Belajar dan berbagi, itulah yang saya senangi. Khairunnas anfa'uhum linnas” “Sebaik-baik manusia diantaramu adl yg paling banyak mamfaat bagi orang lain.”.. Semoga bisa bermanfaat.

Target #7
Nikah
Aiihh,,,, umur udah nambah.. Ada juga umur di bawah saya yang udah berani nikah. Kompor banget lagi dengan berlipat gandanya pahala. Pengennya tetep menjadi JOSh alias Jomblo Sampai Halal sampai dipertemukan dengan seseorang yang telah dituliskan di Lauhul Mahfuz. Kali ini masih tetap semangat memantaskan diri demi Great Mom and Great Wife.. 
Target #8
Bisa berpartisipasi dalam writing competition
Seneng kali ya ada nama kita terpampang nyata. Hehehe... Tapi intinya bukan prestise sih. Pengen aja bisa bermanfaat, bisa menginspirasi.. hehe.. Maklum feeling sukanya menginspirasi. :)

Target #9
Bisa Qurban dengan tabungan sendiri
Malu rasanya udah kerja, punya penghasilan sendiri kalau belum bisa Qurban. :)

Target #10
Backpacker ke Karimun Jawa
Saya tipe yang suka liburan ke alam. Bersyukur adek saya menuntut ilmu di Jawa Barat. Jadi tahun lalu bisa travelling di beberapa objek wisata alam di Jawa Barat. Tahun 2013 resolusinya pergi ke Bromo, semoga dapet Acc.  Wisata alam bisa menjadi cara kita mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan. Indaaaahhhh.... Bismillah semoga 2014 bisa ke Karimun Jawa.

Demikian beberapa resolusi saya , apapun resolusinya niatkan bermanfaat agar pahalanya balik lagi ke kita, double kan.. :)
*Al-fatihah
aamiin..........

Yogyakarta, 28 Desember 2013 (12.30)

Kamis, 26 Desember 2013

Habits


“Aku nggak bisa”
“Aku nggak mampu”

Kadang kalimat itu sering terucap ketika dalam posisi yang menurut kita nggak mampu. Kalau dipikir lagi sebenernya dulu pun kita pernah belum mampu melakukan suatu hal, namun setelah kita coba berkali-kali hal yang kita anggap tidak bisa ternyata bisa kita lakukan. Di sini saya mau berbagi pengalaman tentang habits.. Eiittsss tapi jangan anggap saya expert dulu ya.. hehe.. Saya masih taraf belajar. Catet yaaa... hehe.. suka belajar dan berbagi..

Saya tipe cewek yang punya sisi cerewet, tapi lebih gede sisi pemalunya. Loh?? Jadi..? Sebagai contoh ketika disuruh maju berbicara di depan, sejujurnya saya mau tapi seringnya malu. Banyak pikiran negatif muncul,, nanti kalau salah ngomong gimana? Mau ngomong apa? Takut ngeblank.. dan masih banyak negatif thinking yang lain. Bumerang banget ini... Mau tapi malu. Akhirnya deh saya nggak mungkin gini gini terus. Saya bisa.. saya bisa.. saya bisa.. Berusaha menghancurkan ke-negatif thinking-an ku. Berusaha berani meskipun saya belum bisa berbicara panjang lebar seperti halnya dalam menulis (ketika good mood), hehe...Tapi lumayan lah ada perubahan.. Ini habits.. Hanya masalah kebiasaan.. Saya yakin orang-orang yang pasif berbicara dalam forum sebenernya ada lah keinginan untuk aktif namun pastinya ada faktor X yang menghambat. Justru ini yang perlu kita gali dan pecahkan masalahnya..

Contoh habits yang akhir-akhir ini saya biasakan adalah membiasakan menggunakan masker ketika berpergian. Dulu si ibu seriiingggg banget nasehatin “pake masker, liet itu mbak .... kalau naik motor pake masker, jaga paru-parunya” begitulah kira-kira yang sering diucapkan dan hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri. *upsss . Alasan saya karena “nggak bisa nafas bu” “nggak kuat”. Eh tiba deh saat saya kena sakit batuk hampir 3 minggu yang mengharuskan saya kudu pake masker. Karena kebiasaan pake masker, dicoba deh pergi naik motor juga pake masker. Sebulan berlalu sudah terbiasa. Dan sekarang rasanya aneh kalau pergi tanpa pake masker. Simple tapi ini habits..

Contoh yang ketiga.. Sejak awal tahun ini saya memutuskan untuk hijrah. Perlahan memilih untuk berpakaian lebih syar’i.. Agar lebih totalitas, menurut sebuah akun sosial media bahwa “kaki juga termasuk aurat”.  Nah, saya pun mulai menyetok kaos kaki. Pergi tidak lupa memakai kaos kaki. Lambat laun, ketika tidak memakai kaos kaki rasanya aneh. Semacam ada yang hilang. Namun, saya belum bisa istiqomah apabila berada di tempat kerja. Jadi berangkat tetap memakai, sampai di tempat kerja ku lepas karena takut kepleset ketika berkejaran dengan para murid. Huff...
Berikut ini kutipan dari web nya ustadz Felix Siauw.. “Sebenarnya, rahasia dari menguasai keahlian apapun bukan terletak pada motivasi, karena motivasi hanya kunci pembuka awalnya saja, tapi ibu dari segala keahlian adalah pengulangan (repetisi) dan ayahnya adalah latihan (practice). Bila seseorang banyak melatih dan mengulang, terpaksa ataupun sukarela, dia pasti akan menguasai keahlian tertentu. Inilah namanya pembentukan kebiasaan (habit)”

So, habits itu hasil dari pengulangan-pengulangan. Yang perlu kita lakukan adalah istiqomah untuk mengulang. Untuk membentuk habits, kita bisa usahakan sejak dini. Lambat laun habits itu akan menghasilnya karakter dan kebiasaan yang positif. insyaAllah..

Minggu, 22 Desember 2013

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus

*Pendahuluan... Lirik lagu Edcoustic - Aku ingin mencintai-Mu

Tuhan Betapa aku malu
Atas semua yang Kau beri
Padahal diriku terlalu sering membuat-Mu kecewa
Entah mungkin karena ku terlena
Sementara engkau beri aku kesempatan berulang kali, agar aku kembali
Dalam fitrahku sebagai manusia
Untuk menghambakan-Mu
Betapa tak ada apa-apanya aku dihadapan-Mu…

Aku ingin mencintai-Mu setulusnya, sebenar-benar aku cinta
Dalam doa
Dalam ucapan
Dalam setiap langkahku
Aku ingin mendekati-Mu selamanya, sehina apapun diriku
Ku berharap untuk bertemu denganmu ya Robbi

Entah mungkin karena ku terlena
Sementara engkau beri aku kesempatan berulang kali, agar aku kembali
Dalam fitrahku sebagai manusia
Untuk menghambakan-Mu
Betapa tak ada apa-apanya aku dihadapan-Mu…

Aku ingin mencintai-Mu setulusnya, sebenar-benar aku cinta
Dalam doa
Dalam ucapan
Dalam setiap langkahku
Aku ingin mendekati-Mu selamanya, sehina apapun diriku
Ku berharap untuk bertemu denganmu ya Robbi

Haduuhh... nyesss lagu ini, lagu yang akan senantiasa ingat padaNya. Ketika kita berjalan menuju Allah, Allah akan lari menghampiri kita. Jadi, cari hal-hal yang membuat kita semakin cinta padaNya. Karena selalu mengingat Dia hati, pikiran dan jiwa akan terasa tenang. Begitu yang saya rasakan. Efek kalimat Allah dulu, Allah lagi, Allah terus benar-benar membawa perubahan besar. Segala sesuatu kita pasrahkan kepada Allah, karena Allah lebih Tahu mana yang terbaik untuk hambaNya. Tugas kita ingat, berdoa dan ikhtiar padaNya maka tunggu saja kejutan dariNya.

Hal-hal yang dapat membuat kita semakin ingat padaNya menurut pengalaman saya adalah:
  1. carilah komunitas keagaaman,
  2. dengarkan murotal al-quran, mp3 di hape kurangi dengan lagu-lagu pop dan semacamnya, isi dengan mp3 murotal. Murotalnya Ahmad Saud sama Ust. Yusuf Mansur recommended banget.
  3. Follow atau like akun twitter dakwah, nambah ilmu euy...  Ada akun dari ustadz @felixsiauw, ustadz @Yusuf_mansur , @JombloMulia, @AyoTilawah, @IhwahGaul, @manjaddawajadaa, dsb.
  4. Ingat mati , ketika kita mengingat kematian otomatis pasti kita akan mengingat Sang Maha Pemberi Hidup
Sekian sharing dari saya, semoga dapat bermanfaat. Kalau ada yang mau sharing boleh loh.. :)



Minggu, 08 Desember 2013

Berteman dengan dapur


Akhir-akhir ini si ibu lagi sering dines ke luar kota.. bulan kemarin mulai dari Bali, Jakarta, balik lagi ke Jakarta, trus ke Sukabumi, eh balik lagi ke Bandung, dan dalam waktu dekat ini mau ke Semarang. MasyaAllah... sibuk amat emakku ya...? Karena sering ditinggal saya jadi sering berada di dapur. Sebelum-sebelumnya di dapur paling buat masak nyiapin bekal ke tempat kerja kalau gak ya masak yang simpel-simpel buat saya sendiri. Hehehe.. Maklum kalau pagi si ibu juga jarang masak. Palingan bikin nasi, lauknya beli di warung. Berhubung bulan ini ibu sibuk bukan main, saya sering menggantikan tugas memasak. Dan happy banget.. Saya jadi seneng browsing resep masakan, belanja ke supermarket kalau gak ke pasar.


Berteman dengan dapur itung-itung latihan buat masakin ............. *siapa ya? ahahaha... Saya rasa inilah anugerah dari Allah agar saya belajar. Bener-bener kalau dipikir kembali, anugerah beberapa bulan ini sejak saya bekerja semuanya endingnya berguna banget untuk menggapai impian saya menjadi ibu bijak *aamiin.. Maka nikmat Tuhan yang mana yang kau dustakan?